$(docum

Minggu, 17 Januari 2016

Utamakan Kebenaran daripada yang Lain (2-Habis)


Utamakan Kebenaran daripada yang Lain (2-Habis)


DAN bahwa setiap manusia akan berada dalam kerugian, kecuali orang yang sempurna kekuatan ilmunya dengan beriman kepada Allah dan sempurna kekuatan amaliahnya dengan melakukan ketaatan kepada-Nya. Dan ini adalah kesempurnaan yang ada pada dirinya.
Lalu dia menyempurnakan orang lain dengan menasihatkan hal tersebut kepada mereka, memerintahkan untuk menetapinya serta agar menguasai hal tersebut, yakni dengan kesabaran. Maka, dia menyempurnakan dirinya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, dan menyempurnakan orang lain dengan mengajarkan hal tersebut kepada mereka serta menasihatkan kesabaran atasnya.
Imam Syafi’i Rahimahullah berkata, “Seandainya manusia memikirkan tentang surat wal ‘Ashri tentu sudah cukup buat mereka.”
Al-Qur’an banyak membicarakan masalah ini. Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang bahagia adalah orang yang mengetahui kebenaran lalu mengikutinya, dan orang yang celaka adalah orang yang tidak mengetahui kebenaran serta tersesat daripadanya, atau dia mengetahui-nya tetapi ia menyelisihi dan mengikuti yang lain.
Dan wajib Anda ketahui, dua kekuatan ini tidak akan pernah berhenti dalam hati. Jika dia tidak menggunakan kekuatan ilmiahnya untuk mengetahui dan memahami kebenaran maka ia akan menggunakannya untuk mengetahui kebatilan. Jika dia tidak menggunakan kekuatan keinginan beramal untuk mengamalkan ketaatan maka dia akan menggu-nakan untuk yang sebaliknya.
Manusia itu adalah senantiasa berkeinginan (hammam) secara naluriah. Sampai-sampai Nabi Shallallahu Alaihi voa Sallam bersabda, “Sejujur-jujur nama adalah Harits (yang giat bekerja) dan Hamntam (yang berkeinginan kuat),” (HR Ibnu Wahab).
Al-Harits adalah orang yang bekerja dan membanting tulang, sedangkan Al-Hammam yaitu orang yang berkeinginan kuat. Setiap manusia selalu bergerak dengan keinginan, dan pergerakannya dengan keinginan itu merupakan sesuatu yang lazim ada dalam dirinya.
Dan keinginan itu mengharuskan adanya gambaran jelas tentang sesuatu yang diinginkannya, juga keistimewaan-keistimewaannya menurut dirinya. Jika yang tergambar, yang dicari dan yang diinginkannya itu bukan suatu kebenaran maka yang tergambar, yang dicari dan yang diinginkannya pasti akan berupa kebatilan. [dry/islampos] HABIS

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...